TUGAS AKHIR TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAUN (leaf sampling unit) TM KELAPA SAWIT
LAPORAN TUGAS AKHIR
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAUN (Leaf Sampling Unit)
TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq)
Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IIIPada Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Hasnur
OLEH:
Eko Porwo Santoso
NIM. 12303012
YAYASAN HASNUR CENTRE
POLITEKNIK HASNUR
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
BANJARMASIN
2015
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa
sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah TUGAS AKHIR saya yang berjudul :
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAUN (Leaf Sampling Unit) TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq)
Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik disuatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini yang disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah TUGAS AKHIR ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TUGAS AKHIR ini digugurkan dan gelar
akademik yang telah saya peroleh (A.Md) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat
2 dan Pasal 70)
Banjarmasin, Agustus 2015
Yang Membuat Pernyataan,
EKO PORWO SANTOSO
NIM : 12303012
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAUN (Leaf Sampling Unit) TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
OLEH :
EKO PORWO SANTOSO
NIM : 12303012
Telah disetujui pada tanggal 14 Agustus 2015
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Dosen Pembimbing,
Budidaya Tanaman Perkebunan
Muhammad Syarif Djaya, S.Pt, MP Linda Rahmawati S.Si, M.P
NIDN : 1113027301 NIDN : 1124108401
iv
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAUN (Leaf Sampling Unit) TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq)
Telah disahkan pada tanggal 19 Agustus 2015
Mengesahkan, Mengesahkan, Mengesahkan,
Ketua Penguji Anggota Penguji I Ketua Penguji II
Uswatun Chasanah, SP, MP Mila Lukmana, SP. MP Linda Rahmawati, S.Si, MP
NIDN : 1107068305 NIDN : 1108078501 NIDN : 1124108401
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII
Budidaya Tanaman Perkebunan
Muhammad Syarif Djaya, S.Pt, MP
NIDN : 111302730
v
HALAMAN MOTTO
Life Mission
Life is not about finding yourself but life is about creating yourself
Life Mission
I can do it, because I believe it
Life Mission
Since there before birth in the world
Life Mission
Will bemore easily achievedif thejointgod
‘’ Saya meminta sesuatu kepada Allah, jika Allah
mengabulkannya saya bahagia sekali..
NAMUN…
Jika Allah TIDAK mengabulkannya, maka saya 10x lipat
lebih bahagia
Sebab, yang pertama itu PILIHAN SAYA
Sedang yang kedua itu PILIHAN ALLAH’’
Qs. Al-Baqarah : 216
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi
pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui”
Ya Rabb. Engkau Maha Mengetahui kemampuanku. Tiadalah berarti usahaku
dalam mencari solusi, jika tidak engkau dampingi.Tidaklah tercapai kewajiban yang
harus kupenuhi untuk menyelesaikan Tugas Akhir kuini, jika Engkau tidak
turuntangan membantu. Aku yakin seyakin-yakinnya, sebagaimana engkau
membantuku dalam tugas akhir ini. Aku sangat percaya akan kuasa-Mu Ya Rabb.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Pemelihara
seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
mampu menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Teknik Pengambilan Sampel
Daun (Leaf Sampling Unit) tanaman menghasilkan kelapa sawit”. Tugas akhir ini
dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya
Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar,
karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi, bahasa serta
penulisannya. Hal ini disebabkan keterbatasan penulis dari segi ilmu pengetahuan,
bahan atau data, dana dan waktu sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Terselesaikannya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada:
1. Bapak Ir. H. Muhammad Suhaimi, M.Pd selaku Direktur Politeknik Hasnur
2. Bapak Moh.Syarif Djaya, S.Pt,MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan.
vii
3. Ibu Linda Rahmawati S.Si., M.P selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya tugas akhir ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta para Staf Karyawan Politeknik Hasnur yang telah banyak
membantu selama masa perkuliahan berlangsung serta memberikan ilmu
pengetahuan serta fasilitas yang berkenaan dengan selesainya tugas akhir ini.
5. Buat keluarga terutama Ibu dan Ayah, Kakek dan Nenek, serta Adikku tersayang
yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada ku, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Buat teman-teman di Politeknik Hasnur khususnya teman-teman Budidaya Tanaman
Perkebunan semester akhir yang sudah banyak membantu dan memotivasi saya
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Buat keluarga besar Muda Banua dan keluarga besar M.PA Polihasnur yang sangat
membantu sekali dalam memotivasi saya sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
8. Serta semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan tugas akhir ini seperti
teman-teman selama menjalankan perkuliahan D3 Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Hasnur dan masih banyak lagi yang tidak saya ucapkan satu persatu untuk
saya mohon maaf.
viii
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan
kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah
dihadapan Allah SWT. Amin.
Banjarmasin, Agustus 2015
Penyusun
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN ORISINALITAS ................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR...................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ....................................................iv
HALAMAN MOTTO..............................................................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii
ABSTRAK ................................................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah ..........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian .........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Dasar Teori...................................................................................................6
2.1.1 Tanaman Kelapa Sawit ..................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit................................................7
2.1.3 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit.................................................8
2.1.4 Gejala Defisiensi............................................................................12
2.1.5 Prosedur Pengambilan Leaf Sampling Unit ...................................15
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................25
x
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................25
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................25
3.3 Prosedur Pelaksanaan...................................................................................25
3.4 Jadwal Pelaksanaan......................................................................................26
3.5 Sumber Data.................................................................................................26
3.6 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................27
3.7 Diagram Alir ................................................................................................29
3.8 Metode Pelaksanaan.....................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................31
4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................................................31
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan...........................................................31
4.1.2 Lokasi Kebun.................................................................................34
4.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................35
4.2 Teknik Leaf Sampling Unit...........................................................................36
4.2.1 Pemilihan Blok Sampel .................................................................36
4.2.2 Penentuan Jumlah Pokok...............................................................37
4.2.3 Pemilihan Sampel Pohon...............................................................41
4.2.4 Pemilihan Pelepah .........................................................................44
4.2.5 Penentuan Spiral ............................................................................44
4.2.6 Penentuan Letak Daun...................................................................46
4.2.7 Prosedur Pengambilan Sampel ......................................................47
4.2 Hasil Leaf Sampling Unit ............................................................................53
4.3.1 Hasil Analisa Daun dan Pelepah....................................................53
4.3.2 Penentuan Dosis Pemupukan.........................................................53
BAB V KESIMPULAN ...........................................................................................55
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................55
5.2 Saran…….. ..................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................57
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian di PT.Hasnur Citra Terpadu............................26
Tabel 4.1 Simulasi Pemilihan Pokok Sampel ............................................................38
Tabel 4.2 Contoh Data Pokok Leaf Sampling Unit....................................................39
Tabel 4.3 Contoh Lembar Pengamatan Lapangan .....................................................40
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir ..........................................................................................29
Gambar 4.1 Lokasi Kebun 3 PT.Hasnur Citra Terpadu.............................................34
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kebun 3 PT.Hasnur Citra Terpadu ........................35
Gambar 4.3 Penomoran Leaf Sampling Unit .............................................................43
Gambar 4.4 Spiral Kelapa Sawit................................................................................45
Gambar 4.5 Proses Pengambilan Pelepah ke-17 Kelapa Sawit .................................49
Gambar 4.6 Helai daun dan Pelepah Kelapa Sawit....................................................50
Gambar 4.7 Proses Pengeringan dan Pelepah ............................................................51
Gambar 4.8 Daun dan Pelepah yang telah dikeringkan .............................................52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil sampel laboratorium mikroba 1............................................60
Lampiran 2. Hasil sampel laboratorium mikroba 2............................................61
Lampiran 3. Hasil Analisa Leaves dari PT. Sampoerna Agro Tbk....................62
Lampiran 4. Hasil Analisa Rachis dari PT. Sampoerna Agro Tbk ....................63
Lampiran 5. SawitKondisi Normal ....................................................................64
Lampiran 6. Sawit Kondisi Kritis ......................................................................65
Lampiran 7. Data Pokok Leaf Sampling Unit ....................................................66
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Lapangan......................................................67
Lampiran 9. Alat Pengukur Curah Hujan...........................................................68
Lampiran 10. Daftar Asistensi Tugas Akhir ........................................................69
Lampiran 11 Curiculum Vitae/daftar riwayat hidup ...........................................72
xiv
ABSTRACT
Eko Porwo Santoso : Leaf Sampling Technique (Leaf Sampling Unit) of the oil palm
in the producible phase.
Nowadays, the problems that encountered in the PT. Hasnur Citra Terpadu
are about fertilizer application, it caused in that company doesn’t apply the Leaf
Sampling Unit. Leaf sampling unit is an activities that taking leaf samples for
analyzing and determining the doses of fertilizer in the next period, and the doses
must due to the nutrition that needed by the oil palm plant.
The purpose of this research is determining the leaf sampling techniques of
the oil palm in the producible phase and determining the fertilizer recommendation in
the next period. This research is a descriptive research that collect some primary
data and secondary data from the field directly, and some archives of the company.
The leaf sampling unit techniques in PT. Hasnur Citra Terpadu including: The
selection of the block sample, the determination of the trees number, tree sample and
midrib selection, determination of spiral, determination of the leaf location and the
leaf sampling activity. The result of LSU activity is an information about the nutrient
of the oil palm, and then will use for determining the doses in the next period.
Key words: Leaf sampling unit, determination of the fertilizer doses, plant nutrients
xv
ABSTRAK
Eko Porwo Santoso. Teknik Pengambilan Sampel Daun (Leaf Sampling Unit)
Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.
Pada PT.Hasnur citra terpadu masalah yang dihadapi selama ini ialah masih kurang
tepatnya penentuan dosis dalam aplikasi pemupukan, karena belum adanya kegiatan
Leaf sampling Unit.
Leaf sampling unit merupakan kegiatan pengambilan contoh daun untuk dilakukan
analisa dengan tujuan untuk menentukan dosis pemupukan periode berikutnya dan
dapat sesuai yang dibutuhkan dalam unsur hara tanaman.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengambilan sampel daun pada
tanaman menghasilkan kelapa sawit dan cara penentuan rekomendasi periode
selanjutnya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan mendapatkan
data primer dan sekunder yaitu secara pengamatan langsung dan mengambil data
serta arsip dari perusahaan . Hasil pengamatan teknik leaf sampling unit pada
PT.Hasnur Citra Terpadu adalah sebagai berikut : Pemilihan blok sampel,penentuan
jumlah pohon, pemilihan sampel pohon, pengambilan pelepah, penentuan spiral,
penentuan letak daun, pengambilan sampel daun. Peran pengambilan sampel LSU
bahwa hasil analisa LSU digunakan sebagai acuan untuk penentuan dosis pada
periode selanjutnya di PT.Hasnur Citra Terpadu. Serta setiap kegiatan LSU akan
didapat hasil kandungan unsur hara dalam tanaman kelapa sawit tersebut.
Kata kunci :Leaf sampling unit, penentuan dosis pemupukan, unsur hara tanaman1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting
di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Baik
berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, komoditas ini menduduki peringkat
ketiga penyumbang devisa non-migas terbesar setelah karet dan kopi (Sastrosayono,
2003 dalam Silverius Simatupang dkk, 2010).
Tanaman kelapa sawit banyak menempati tanah-tanah yang memiliki tingkat
kesuburan fisik dan kimia yang rendah. Pemupukan dapat mendukung produktivitas
tanaman sawit, mengingat kelapa sawit tergolong tanaman yang konsumtif terhadap
unsur hara. Pemupukan pada kelapa sawit pada lahan petani, harus
mempertimbangkan banyak faktor, diantaranya : jumlah hara yang diserap tanaman,
hara yang dikembalikan, hara yang hilang dari zona perakaran, dan hara yang
terangkut panen, serta kemampuan tanah menyediakan hara. Kemampuan tanah
dalam meyediakan hara mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dan tergantung
pada jumlah hara yang tersedia, adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta
kemudahan hara tersedia untuk mencapai zona perakaran tanaman. Oleh karena itu
diperlukan metode empiris untuk menentukan status hara di dalam tanah dan tanaman
untuk memberikan pedoman yang efektif bagi praktik pemupukan. Diagnosis
kebutuhan pupuk untuk tanaman kelapa sawit dilakukan untuk mengetahui jumlah
pupuk yang harus diaplikasikan. Hal tersebut penting untuk diperhatian agar
2
diperoleh hasil (produk) yang optimal. Metode diagnosis kebutuhan hara untuk
tanaman kelapa sawit dapat dilakukan berdasarkan hasil percobaan pemupukan.
Kebanyakan petani sawit belum banyak mengetahui cara pemupukan yang benar
untuk meningkatkan hasil tanaman kelapa sawitnya, terutama dalam meningkatkan
tandan buah segar. Lahan di perkebunan kelapa sawit didominasi oleh tanah-tanah
marginal. Tanah tersebut memiliki karakteristik fisika dan kimia sehingga tingkat
kesuburan tanahnya rendah dan kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman
(Koedadiri dan Winarno, 1999 dalam Arsyad AR dkk, 2012).
Untuk mencapai produktivitas yang optimal, pemupukan pada tanaman kelapa
sawit sangatlah diutamakan, oleh karena itu sebelum dilakukan pemupukan harus
diadakannya pengambilan sampel daun (leaf sampling unit) agar pada periode
berikutnya pemupukan dapat sesuai yang dibutuhkan dalam unsur hara tanaman,
karena pengambilan sampel daun memegang peran sangat penting bagi tanaman
kelapa sawit tersebut, sehingga dosis pemupukan tanaman kelapa sawit dapat
ditentukan dengan kegiatan leaf sampling unit . Pada akhirnya tujuan pemupukan
harus mencapai pemupukan yang efisien dan efektif, memenuhi prinsip lima tepat,
yaitu: tepat waktu, dosis, cara, jenis, dan tepat tempat.
Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : ‘’Teknik Pengambilan Sampel Daun (Leaf Sampling Unit)
Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit’’. Diharapkan kedepannya agar proses
pemupukan dapat terealisasi dengan baik dan benar sesuai kebutuhan unsur hara
tanaman.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang dapat diangkat dalam
penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana teknik pengambilan sampel daun tanaman menghasilkan kelapa sawit
2. Bagaimana peran hasil pengambilan sampel terhadap penentuan dosis pemupukan
periode berikutnya
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam tugas akhir ini tidak meluas, maka batasan masalah
yang perlu diangkat dalam penulisan tugas akhir ini adalah mengenai:
1. Teknik pengambilan sampel daun pada tanaman menghasilkan kelapa sawit.
2. Penentuan unsur hara tanaman kelapa sawit dan penentuan dosis pemupukan
periode berikutnya
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan tugas akhir ini,
maka tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel daun tanaman menghasilkan
kelapa sawit
2. Untuk mengetahui cara penentuan rekomendasi dosis pemupukan periode
selanjutnya
4
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai acuan untuk menentukan dosis pemupukan periode berikutnya.
2. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca mengenai teknik pengambilan
sampel daun pada tanaman kelapa sawit.
3. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi para peneliti lain yang berhubungan
dengan hal yang dibahas dalam laporan ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir akan disusun dalam beberapa bab yang terdiri dari:
1. Bab 1 (Pendahuluan)
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang dari pemilihan judul,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian
sehingga permasalahan yang dibahas memiliki titik fokus dan tidak meluas ke arah
pembahasan yang dianggap tidak sesuai dengan topik atau judul yang diangkat.
Selain itu, pada bab ini penulis juga menguraikan mengenai sistematika penulisan
dengan tujuan agar Tugas Akhir yang disusun terkonsep dengan baik.
2. Bab 2 (Tinjauan Pustaka)
Dalam bab ini penulis menguraikannya beberapa tinjauan pustaka yang terdiri
dari dasar teori dan referensi dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
topik yang akan dibahas dalam Laporan tugas Akhir.
5
3. Bab 3 (Metode Penelitian)
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang waktu dan tempat pelaksanaan
penelitian, metode pelaksanaan, prosedur pelaksanaan yang memuat sumber data,
teknik pengumpulan data dan diagram alir dari proses yang diamati. Pada akhir bab
ini penulis juga menguraikan mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian.
4. Bab 4 (Hasil dan Pembahasan)
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil dari pengamatan atau
penelitian yang telah dilaksanakan, pembahasan yang mengacu pada rumusan
masalah, berbagai data yang diperoleh, argumen-argumen kemudian perbandingan
dengan referensi serta keterbatasan ataupun kendala yang dihadapi pada saat
pelaksaan kegiatan penelitian.
5. Bab 5 (Kesimpulan dan Saran)
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang telah dipaparkan pada bab 1. Selain itu, pada bab ini penulis juga
mencantumkan saran yang ditujukan kepada pihak yang akan memanfaatkan hasil
penelitian ataupun peneliti selanjutnya dengan maksud untuk menindaklanjuti
penelitian ataupun demi perbaikan di masa yang akan datang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Dasar Teori2.1.1 Tanaman Kelapa Sawit
Tanaman sawit (Elaeis guineesis Jacq) termasuk famili Palmae, subkelas
Monocotyledoneae,kelas Angiospermae, subdivisi Tracheophyta. Nama Genus
Elaeisberasal dari bahasa Yunani Elaion atau minyak, sedangkan nama Guineensis
dari kata Guins, yaitu nama tempat dimana seseorang bernama Jacquin menemukan
tanaman sawit pertama kali di pantai Guines Afrika Selatan Sawit merupakan
tanaman asli Afrika dan tumbuh secara alami di Afrika Selatan dan Afrika Barat.
Tanaman ini dapat tumbuh baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan
2000 mm/tahun (Ketaren, 2005).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan tropis yang berasal
dari Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk
Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
(Syahputra, 2011).
Habitat asli kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh
dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil 2000-2500 mm per tahun, yaitu di
daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.
7
Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah
sawit (Syahputra, 2011).
2.1.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit termasuk famili Arecaceae (dulu Palmae), sub famili Cocoideae,
genus elaies yang mempunyai 3 spesies yaitu Elais guineensis Jacq, E. oleifera
(HBK) Cortes dan E. odora W. Spesies pertama adalah yang pertama kali dan terluas
dibudidayakan. Dua spesies lainnya terutama digunakan untuk menambah
keanekaragaman sumber daya genetik dalam rangka program pemuliaan (Allorerung,
2010 dalam Kurnia Anisah, 2014). Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
Divisi : Embryophyta siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Aracaceae (Dahulu Palmae)
Sub-famili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elais guineensis Jacq
8
2.1.3 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
a. Daun
Seperti tanaman palma lainnya daun kelapa sawit merupakan daun majemuk.
Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya
sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras
dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,2002
dalam MNL Lahiri, 2015).
Biasanya tanaman kelapa sawit memiliki 40 hingga 55 daun, jika tidak dipangkas
dapat mencapai 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2 -3 daun setiap
bulannya. Sedangkan yang lebih muda menghasilkan 3-4 daun perbulan.Produksi
daun ini dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan, musim, iklim, dan genetik.
Produksi daun meningkat hingga umur 6-7 tahun, kemudian menurun pada usia 12
tahun, selanjutnya produksi daun tetap berkisar antara 22-24 daun pertahun (Sianturi,
1990 dalam MNL Lahiri,2015).
b. Pelepah
Pelepah kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina (
helaian daun) dan midrib (tulang anak daun), racis tengah, petiol (tangkai daun) dan
kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga 65 cm dan menguncup dengan
lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang helai
daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika
berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25
pelepah. Stomata atau rongga daun terbuka untuk menerima cahaya dalam proses
9
fotosintesis pada permukaan helai daun. Pelepah matang berukuran hingga 7,5 cm
dengan petiol lebih kurang satu perempat dari pada panjang pelepah serta mempunyai
duri (Hartono, 2002 dalam MNL Lahiri ,2015).
Panjang pelepah daun bisa mencapai 9 m, namun kebanyakan hanya 5-7 m.
Jumlah anakan daun (Pinnae) dalam setiap pelepah berkisar antara 100-160 pasang
yang tumbuh di kedua sisi pelepah. Biasanya anak daun lebih panjang dibagian
tengah dari pada dibagian pangkal dan ujung pelepah. Pada anak daun terdapat tulang
daun yang sering disebut lidi, dan pada kedua sisi lidi ini terdapat jaringan daun. daun
yang masih muda yang sudah terbuka akan sangat rapat kedaun yang belum terbuka
serta mempunyai anak daun yang belum terbuka (Sianturi, 1990 dalam MNL Lahiri
,2015).
c. Batang
Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya 45-
65 cm, pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua. Batang kelapa sawit
merupakan batang tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang di
pengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia dan Malaysia
pertumbuhan tinggi batang rata-rata 45 cm/tahun dan bisa mencapai 100 cm/tahun
bila berada pada kondisi yang sangat cocok. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih
namun umumnya diperkebunan hanya berkisar antara 15-18 m (Sianturi, 1990 dalam
MNL Lahiri ,2015).
10
Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga batang
tampak lebih besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral yang
mengarah keatas biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10 tahun.
d. Akar
Akar serabut tanaman Kelapa Sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu
juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari akar serabut
primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping dan
bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya cabang-cabang
ini pun bercabang lagi yang disebut dengan akar tersier. Akar kelapa sawit dapat
mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Lubis, 2006 dalam MNL Lahiri
,2015).
Akar serabut sekunder merupakan cabang akar serabut primer yang bercabang
keatas dan kebawah. Akar serabut tersier merupakan cabang akar sekunder yang
selanjutnya bercabang lagi merupakan bulu-bulu akar (pilus radicalis) dan akar inilah
yang akan banyak menyerap unsur hara dan juga berfungsi sebagi alat pernapasan.
Sedangkan tudung akar (calypatra) yaitu bagian akar yang paling ujung, terdiri atas
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah
(Kusno &Martoyo, 1992 dalam MNL Lahiri, 2015).
Sistem perakaran cenderung tumbuh kearah bawah (geotropis positif)
penembusan selanjutnya dibatasi oleh bentuk permukaan tanah. Pada tanah yang
bertekstur halus akar memadat kurang baik bila dibandingkan dengan perkembangan
11
akar pada tanah yang berareasi baik dan bertekstur longgar (Sianturi, 1990 dalam
MNL Lahiri, 2015).
e. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman
kelapa sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat mandul (female steril) sehingga
sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan
sebagai tetua jantan (Satyawibawa, 2008 dalam MNL Lahiri, 2015).
Bunga jantan maupun bunga betina tumbuh di ketiak daun, keduanya tumbuh
pada pohon yang sama. Bunga hemaprodit sering terdapat pada tanaman kelapa sawit
terutama pada masa pembungaan. Ada daur pembentukan tipe bunga tertentu yang
dipengaruhi oleh teknik budidaya dan lingkungan misalnya pemangkasan daun yang
terlaluberat dapat mengakibatkan terbentuk inflorisensi jantan yang lebih banyak,
sedangkan kekeringan dapat mengakibatkan absorsi kuncup tandan bunga. Tandan
bunga jantan terdiri atas sejumlah spliket yang panjangnya 12-20 cm, yang tumbuh
dari tangkai bunga. Setiap spliket terdapat 600-1200 bunga yang sangat
kecil,berwarna kuning dengan bau yang khas. Jumlah serbuk sari yang dihasilkan 25-
50 gram, yang terbentuk dalam 2-3 hari. Tandan bunga betina terbungkus dalam
seludang (Spadiks) yang panjangnya 24-25 cm, terdapat ribuan bunga yang tersusun
secara spiral pada sumbu sentral. Saat bunga resetif berwarna putih hingga kuning
pucat, garis merah berkembang sepanjang tiga tingkat (Lob), mulai dari kepala putik
12
(Sigma), kemudian bunga kemerah-merahan dan akhirnya berubah menjadi keunguan
-unguan setelah melewati masa resetif (Sianturi, 1990 dalam MNL Lahiri, 2015).
f. Buah
Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari
tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah setelah
melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA/free fatty acid) akan
meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya Kelapa sawit mengandung
kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah yang tipis sehingga
kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai sekitar 34-40 % (Satyawibawa, 2008
dalam MNL Lahiri, 2015).
2.1.4 Gejala Defisiensi
Defisiensi adalah suatu keadaan dimana tanaman kekurangan nutrisi tertentu,
yang dapat dilihat dari gejala fisik tanaman terutama pada bagian daun dan batang.
Seorang pekebun yang handal harus bisa mengetahui kondisi tanaman dikebunnya
apakah dalam keadaan kekurangan nutrisi atau tidak. Dengan mengetahui status
nutrisi tanaman dapat dibuat suatu rencana kedepan sebagai antisipasinya. Gejala
defisiensi dapat dianlisa dengan cara berikut. Gejala defisiensi B, Ca, Cu, Fe, Mn, S,
Zn, Ni dimulai dari pelepah paling muda. Gejala defisiensi N, P, K Cl, Mg dan Mo
dimulai dari pelepah paling tua.
13
a. Defisiensi Nitrogen (N)
Gejala defisiensi nitrogen pada kelapa sawit dapat dilihat dari gejala fisik
daunnya. Daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan. Ukuran anak daun dan
tulang daun (tangkai pelepah) semakin mengecil. Anak daun menggulung kearah lidi
yang akhirnya berwarna kuning. Gejala defisiensi dimulai dari daun tua. Defisiensi
nitrogen dapat disebabkan oleh drainase yang tidak baik dan kondisi tanah yang
miskin akan nutrisi seperti tanah berpasir. Gejala defisiensi seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.
b. Defisiensi Fosfor (P)
Gejala defisiensi fosfor dapat dilihat dari bentuk batangnya yang seperti piramid.
Panjang pelepah lebih pendek dari tanaman normal dan tanaman semakin kerdil
karena terhambatnya pertumbuhan.
c. Defisiensi Kalium
Bercak-bercak orange pada anak daun merupakan gejala defisiensi kalium pada
tanaman kelapa sawit. Bercak orange ini dapat ditembus cahaya matahari. Gejala
defisiensi Kalium dimulai dari daun tua ke daun muda. Gejala defisiensi kalium
seperti yang terlihat pada gambat dibawah.
d. Defisiensi Magnesium
Defieinsi magnesum dimulai dari daun tua ke daun muda. Gejala awal berupa
warna hijau kekuningan yang dimulai dari ujung anak daun. Pada gejala yang lebih
berat daun akan berwarna coklat kekuningan sampai kuning cerah. Gejala defisiensi
magnesium seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
14
e. White Stripe Atau Kesetimbangan N/K > 2,5
White stripe terjadi karena ketidakseimbangan kadar nitrogen dengan kalium, dan
diduga akibat terjadinya defisiensi boron. Rasio N/K tidak boleh melebihi dari 2,5.
Pemupukan nitrogen seperti pupuk urea yang berlebihan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan N/K ini terjadi. Gejala white stripe berupa garis-garis putih yang
memanjang sepanjang helaian daun terjadi pada kedua sisi tulang anak daun. Gejala
white stripe biasanya selalu diikuti dengan gejala defisiensi boron. Gejala white stripe
seperti gambar dibawah ini.
f. Defisiensi Boron
Gejala defisiensi boron dapat berupa daun berkerut, anak daun seperti anak
pancing, daun kecil, daun sirip ikan, anak daun pada ujung pelepah yang rata, ujung
pelepah tumpul seperti dipotong dan anak daun sobek pada pangkal tulang anak daun.
Gejala umum yang terjadi berupa kerutan pada anak daun yang dimulai dari ujung
pelepah seperti gambar dibawah ini.
g. Defisiensi Cu
Defisiensi Cu dapat terjadi pada tanah gambut dan juga tanah berpasir. Gejala
awalnya terjadi klorosis pada anak daun yang sudah membuka. Anak daun yang
mengalami defisiensi Cu berubah menjadi kuning yang dimulai dari ujung daun dan
diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya daun mengering. Kelapa sawit yang
menderita defisiensi Cu akan terlihat sangat kerdil.
15
h. Defisiensi Fe
Gejala defisiensi Fe berupa terjadinya klorosis pada anak daun searah dengan
tulang anak daun pada pelepah muda, tetapi tulang anak daun tetap berwarna hijau.
Anak daun pada pelepah termuda berubah warna menjadi keputihan anak daun pada
pelepah tua tetap berwarna kuning.
2.1.5 Prosedur Pengambilan Leaf Sampling Unit (LSU) Kelapa Sawit
a. Leaf Sampling Unit
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara untuk produksi yang optimal.
Apabila tanaman mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami pertumbuh
dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi cenderung menurun.
Kondisi tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak perkebunan. Mengingat
bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya pemupukan adalah 60 % dari
biaya pemeliharaan. (Hakim,2007).
Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk memenuhi unsur hara pada tanaman.
Untuk menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit baik
masih dalam tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan, maka
dilakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan
kondisi alam. Dengan analisis daun dan analisis tanah yang tepat dan efisien,yang
bertujuan untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk yang tepat, cara aplikasi dan
frekuensi Pempukan berdasarkan analisis tanah dan daun dalam peningkatan produksi
tanaman kelapa sawit.
16
Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-contoh
daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium,
ditujukan untuk merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman belum
menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Analisis daun dilakukan
untuk mengetahui banyaknya unsur hara yang dibutuhkan pokok kelapa sawit.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengambilan sampel daun ini adalah :
a) Dapat mengidentifikasi pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh
belas (17).
b) Dapat menilai kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada
tanaman, kondisi tandan, dan kondisi lahan ).
c) Dapat membuat sampel kering untuk dianalisa di laboratorium.
Dalam pengabilan sampel ini alat-alat yang dibutuhkan adalah sebagsi berikut:
1. Area Statement
2. Peta
3. Field Observation Card
4. Alat Tulis
5. Eggrek dan Pengait
6. Kantung Plastik
7. Kartu Label
8. Gunting
9. Parang
17
10. Aquadest
11. Oven
12. Kapas
Dalam pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur
hara di daun merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan. Faktor
yang mempengaruhi keakuratan analisis kandungan hara daun di laboratorium sangat
ditentukan oleh proses pengambilannya di lapangan. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam proses pengambilan sampel daun di lapangan antara lain :
1. Jenis tanah
Jenis tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penentuan kesatuan contoh
daun (LSU/leaf sampling unit). Karena kandungan hara untuk jenis tanah yang
berbeda maka dalam perekomendasian pupuk jaga akan berbeda, jika tidak
dipisahkan, akan memberikan interpretasi yang keliru oleh rekomendator apabila
digabungkan.
2. Umur tanaman
Umur tanaman yang berbeda, seharusnya dalam proses penentuan LSUnya
juga harus dipisah. Karena umur tanaman yang berbeda, akan memiliki kandungan
(kriteria) status unsur hara daun yang berbeda pula.
3. Topografi
Antara topografi yang datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam
penentuan LSU. Hal ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di
18
lapangan yang lebih akurat. Sehingga rekomendator dapat menentukan rekomendasi
pupuk yang lebih akurat.
4. Luasan
Pada umumnya, luas yang kesatuan contoh daun adalah 1 blok minimal (16
Ha), yang merupakan satu kesatuan terkecil dalam rekomendasi pemupukan atau
dapat digabung dari beberapa blok.
5. Kultur teknis
Penentuan LSU juga harus memperhatikan kultur teknis. Untuk pola tanam
yang berbeda, maka sampel daunnya juga harus dibedakan.
b. Cara Penentuan Pokok Contoh & Daun Contoh
LSU bisa merupakan gabungan dari beberapa blok sesuai dengan kesamaan.
Diambil satu blok sebagai blok contoh, dengan syarat yang mewakili. Bisa juga
merupakan gabungan dari beberapa blok untuk memenuhi luasan minimal 16 Ha.
Dalam pengambilan sampel daun (LSU) terlebih dahulu kita harus mengetahui Ha
Statement / data pengambilan sampel daun ini untuk memudahkan dalam
pengambilan contoh daun. Ha statement merupakan data wilayah atau area yang akan
dilakukan pengambilan sampel daun.
Setelah mengetahui lokasi yang akan diambil contoh daunnya, masih ada
beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pengambilan sampel daun
diantaranya kelengkapan alat seperti eggrek, pengait,gunting, plastik (tempat sampel
19
yang telah diambil), kartu pengamatan (digunakan untuk mengamati kondisi lahan
maupun tanaman), dan alat tulis.
Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa
ketentuan seperti berikut :
• Bukan merupakan pokok sisipan
• Tumbuh normal
• Tidak terletak berbatasan dengan jalan atau parit / sungai
• Tidak berdampingan dengan pohon sisipan dan
• Tidak terserang hama dan atau penyakit
Pada pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan
diambil. Daun contoh yang akan diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman
menghasilkan dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk
tanah gambut, yang mana tanah ini belum terdekompisisi dengan sempurna maka
dilakukan juga pengambilan sampel daun no 3 diambil untuk menganalisa
kekurangan unsur hara mikro pada tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman
menghasilkan maupun tanaman belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2
sampel yaitu daun no 3 dan no 17 untuk tanaman menghasilkan serta daun no 3 dan
daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan. Daun ke-3 berada diantara daun ke-1
dan daun ke-6 sesuai dengan spiral dari tanaman kelapa sawit. Daun kelapa sawit
memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri (Left
Handed) dan kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right Handed) .
Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-3, ke-9,
20
dan ke-17. Daun yang ke-9 berada pada sumbu yang sama dengan daun no.1 agak
ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun no. 1
adalah daun yang paling muda dan telah terbuka sempurna.
Cara pengambilan contoh daun
1. Temukan nomor daun yang akan diambil.
2. Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong
cukup dikait saja).
3. Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah yang
biasanya ditandai dengan adanya duri (ekor kadal), jumlah anak daun yang
diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri dan 2 kanan.
4. Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, dan yang dipakai
adalah 1/3 bagian tengah ± 20 cm.
5. Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan posisi helai anak daun di kiri
diletakkan di kiri dan yang kanan di kanan sehingga dari masing-masing LSU
akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang sama jumlah dan pembagiannya.
6. Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah disediakan dan diberi kode
(nomor daun, tahun tanam, nomor blok, serta tanggal pengambilan contoh daun).
7. Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon contoh selanjutnya hingga
seluruh pohon contoh. Jumlah anak daun yang terkumpul sekitar 160 lembar dari
40 pohon contoh.
8. Selain pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman
dan lahan sebagai data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.
21
c. Waktu Pengambilan Sampel Daun
Dalam pengerjaannya sampel daun tidak boleh sembarang dalam
pengambilannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan
sampel daun, diantaranya:
1. Dilakukan pada akhir musim hujan.
2. Dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00
3. Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun segera dihentikan.
4. Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2 bulan sebelum atau sesudah
pemupukan.
d. Penanganan Sampel Daun Setelah Diambil dari Pokok
Pemahaman berikutnya yang sangat penting demi tercapainya tujuan
pengambilan sampel daun adalah penanganan sampel daun setelah diambil dari
pokok. Penanganan tersebut meliputi pemotongan daun agar seragam,pembersihan
daun,kemudian pengeringan daun.
- Anak daun yang sudah terkumpul dalam 1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan
kapas dan aquadest.
- Kemudian dimasukkan kedalam amplop dengan diberi kode ( nama kebun,
nomor daun, tahun tanam, tanggal pengambilan, nomor blok ).
- Pengeringan pada suhu 70-80oC
- Waktu dapat berkisar 12-24 jam
22
- Daun yang sudah dikeringkan dimasukkan kedalam kantong sambil menunggu
semua contoh daun siap dikeringkan.
- Siap semua contoh daun dikeringkan akan dikirimkan ke laboratorium untuk
dianalisa.
2.2 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Pertama
Penelitian terdahulu mengenai masalah yang berhubungan dengan kegiatan
pengambilan sampel daun kelapa sawit (leaf sampling unit) sebelumnya pernah
dilakukan oleh Abdul Harris dan Yudhi A. Nazari pada tahun 2011. Penelitian
tersebut dilaksanakan di Kebun kelapa sawit milik Balai Pengembangan Kebun Induk
Dan Percontohan Tungkap Kabupaten Banjar serta diuraikan dalam sebuah jurnal
penelitian yang berjudul ‘’Kajian Status Hara Tanah Dan Jaringan Tanaman Kelapa
Sawit Di Kebun Kelapa Sawit Tungkap’’. Dalam penelitian tersebut peneliti lebih
memfokuskan penelitian pada unsur hara kelapa sawit setelah di aplikasikan pupuk.
Hasil pembahasan penelitian tersebut ialah Status kesuburan tanah di dalam kebun
kelapa sawit menunjukkan kondisi kekurangan unsur hara. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar hamparan di kebun merupakan tanah -tanah yang telah mengalami
pelapukan lanjut dengan bahan induk sedimentasi masam. Penilaian status kesuburan
tanah didasarkan pada beberapa kriteria penting. Ada lima sifat kimia tanah penting
yang digunakan untuk menilai kesuburan tanah secara empirik, yaitu : kapasitas tukar
kation.
23
2. Penelitian Kedua
Penelitian kedua yang berhubungan dengan pengambilan sampel daun
tanaman kelapa sawit dilakukan oleh Nurhery Firmansyah pada tahun 2008.
Penelitian tersebut dilaksanakan di Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera (Sinar Mas
Group), Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan dan diuraikan dalam sebuah jurnal
penelitian yang berjudul “Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader pada
tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) ”. Dalam penelitian tersebut peneliti
lebih memfokuskan penelitian Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer
Spreader menjadi prioritas pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukan
bahwa penyebaran pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan
distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang.
Akan tetapi penyemprotan fertilizer memliki beberapa kelemahan.oleh karena itu
perlu adanya pengambilan sampel daun sebelum dilakukan pemupukan. Hasil dai
penelitian ini ialah Pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader menjadi
prioritas pemupukan utama karena hasil pengamatan menunjukan bahwa penyebaran
pupuk lebih merata di atas permukaan tanah menyebabkan distribusi unsur hara dapat
merata sehingga perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu juga,tenaga
kerja yang dibutuhkan sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehingga pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efisien. Prestasi kerja pemupukan secara mekanis dengan
Fertilizer Spreader 6,25 ha/jam sedangkan pemupukan manual 0,285 ha/jam atau 2
ha/HK.
24
3. Penelitian Ketiga
Penelitian ketiga yang berhubungan dengan pengambilan sampel daun tanaman
kelapa sawit dilakukan oleh Aulia Rahman Khani.S pada tahun 2008. Penelitian
tersebut dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit bengkalis Riau dan diuraikan dalam
sebuah jurnal penelitian yang berjudul “Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari
Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau Secara Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA)’’. Dalam penelitian tersebut peneliti lebih memfokuskan penelitian
kadar unsur hara kalium yang terkandung di dalam tanah pada tanaman dan
kesuburan tanaman kelapa sawit. Hasil pembahasan penelitian diatas ialah dalam
penganalisaan unsure K,umumnya tanah yang dianalisa mengandung kadarK yang
rendah. Dimana K yang normal sesuai kriteria hara tanah besarnya 0,4-0,7. Ini berarti
jelas tanah yang dianalisa adakah tanah gambut sehingga makin rendah dalam dari
permukaan makakadar K makin rendah. Berdasarkan kriteria kadar tanah
tersebut,tanah yang dianalisa dapat dikatakan kekurangan unsure K,yang akan
mengakibatkan gejala-gejala yang merusak tanaman kelapa sawit seperti daun terlihat
tua. Karena kan timbul bercak-bercak coklat seperti terbakar.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan TempatKegiatan penelitian akan dilaksanakan selama 6 minggu terhitung sejak
minggu pertama , yaitu pada bulan Februari sampai dengan Maret tahun 2015.
Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian ini berlokasi di kebun 3 PT. Hasnur
Citra Terpadu (PT. HCT) yang terletak di Desa Sungai Puting Kabupaten Tapin,
Kalimantan Selatan.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang dipakai dalam pengambilan sampel daun yaitu : Parang,
egrek, kuas, map, plastik, cat minyak, formulir, alat tulis dan untuk bahan yaitu : daun
kelapa sawit, pelepah kelapa sawit (rachis).
3.3 Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kerangka dan perencanaan penelitian
2. Menentukan areal atau lokasi objek penelitian
3. Menentukan waktu dan menyusun jadwal pelaksanaan penelitian
4. Melaksanakan penelitian atau pengamatan
5. Melakukan penggalian sumber data dan pengumpulan data
26
3.4 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian di PT. Hasnur Citra Terpadu
No Kegiatan
Minggu ke-
1 2 3 4 5 6
1 Pemantapan perencanaan penelitian √ - - - - -
2 Penentuan areal atau lokasi objek penelitian √ - - - - -
3
Penentuan waktu dan menyusun jadwal
pelaksanaan penelitian
√ - - - - -
4
Pelaksanaan penelitian atau pengamatan
Mengenai teknik LSU
- √ √ √ √ -
5
Pengumpulan data dan hasil penelitian
Serta hasil dari laboratorium
- - - - - √
3.5 Sumber Data
Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan dua sumber data, yaitu:
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah informasi mengenai teknik Pengambilan
Sampel Daun (Leaf Sampling Unit) Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit yang
27
diterapkan oleh PT. Hasnur Citra Terpadu. Data primer diperoleh dari kegiatan
pengamatan secara langsung ke lapangan dan dari penjelasan beberapa narasumber .
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain, laporan hasil kerja tahun
sebelumnya, dokumentasi perusahaan, standar proses pengambilan sampel daun
perusahaan atau SOP, data ini diperoleh langsung dari perusahaan,
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun Tugas Akhir ini, peneliti berusaha untuk mengumpulkan,
menyajikan dan menganalisa data sehingga dapat memberikan informasi yang cukup
jelas atas permasalahan yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dengan mempelajari
literatur-literatur untuk mendapatkan data yang bersifat ilmiah dan teoritis sesuai
dengan topik yang berhubungan dengan judul yang diangkat, sebagai dasar evaluasi
untuk membantu dalam pembahasan penelitian.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan atas suatu obyek yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif dalam kondisi yang didefinisikan secara tepat.
28
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan atau meminta data dan arsip dari
PT. Hasnur Citra Terpadu (PT. HCT) yang disimpan dalam bentuk kertas, gambar
maupun dalam format Microsoft Words dan Microsoft Excel.
29
3.7 Diagram Alir Kegiatan Leaf Sampling Unit dan Penentuan Dosis
Pemupukan
…………..
…………..
........................
Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Leaf Sampling Unit
Pemilihan blok
sampel
Penentuan jumlah
sampel
Pemilihan sampel
pohon
Pemilihan
pelepah
Penentuan spiral
( spiral kiri & kanan)
Penentuan letak daun
Pengambilan sampel daun
dan pelepah
Sampel dikirim ke laboratorium
PT.Sampoerna Agro Tbk
Hasil
Sampel
Persiapan
Selesai
Mulai
Umur Tanaman
Jenis Tanah
Drainase
Sistem Baris 5x10
Sistem Pokok 7x10
Pelepah ke-17
Penentuan Dosis
Aplikasi
Pemupukan
30
3.8 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif yaitu metode penelitian non-eksperimen yang dilakukan untuk
menggambarkan dan menginterpretasikan objek penelitian sesuai dengan pengamatan
yang telah dilakukan secara langsung
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Hasnur Group didirikan oleh seorang pengusaha asli Banua, H. Abdussamad
Sulaiman HB tahun 1966.Kegiatan usaha Hasnur Group berawal dari angkutan
sungai, pembuatan kapal dan galangan, sektor kehutanan, pertambangan batubara,
jalan dan terminal khusus batubara, pelayaran, media cetak, dan media elektronik
(TV dan radio).
Untuk mendukung kegiatan usaha batubara, Hasnur Group membangun
pelabuhan khusus batubara di daerah Rantau, Kabupaten Tapin, Kalimanan Selatan
dengan luas 12 Ha dengan nama Pelabuhan Khusus Sungai Puting. Pengelolaan
manajemen pelabuhan di tangani oleh PT. Hasnur Citra Terpadu bekerja sama dengan
PT. Kalimantan Prima Persada.
Sejak tahun 2008 bisnis Hasnur Group di bawah anak perusahaan Pt. Hasnur
Citra Terpadu (PT. HCT) berkembang di bidang perkebunan kelapa sawit dan pada
awal Februari 2013 , meresmikan pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang pertama di
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. PT. HCT memiliki komitmen: membangun
masa depan, tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, senada dengan slogan
Hasnur Group, “grow together develop the future”
32
PT. HCT memilki visi menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit terkemuka,
yang memiliki kebun plasma terluas di Indonesia. Sedangkan misi PT. HCT yaitu
memberdayakan, dan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup masyarakat.
PT.HCT membangun Pabrik Kelapa Sawit, untuk mengolah hasil kebun PT. HCT
dan kebun plasma, serta perusahaan yang belum memiliki pabrik.
PT. HCT. Memiliki Tujuh nilai inti :
1. Kesatuan Sikap
2. Dipercaya
3. Disiplin
4. Pantang Menyerah
5. Keadilan
6. Kebersamaan
7. Bijaksana
Dalam pembangunan kebun kelapa sawit, PT. HCT menerapkan teknik
budidaya yang tepat dan sesuai dengan ekosistem yang ada, serta berhasil
menghijaukan lahan tidur yang kurang produktif. Selain menggunakan sistem
angkutan darat, PT.HCT juga menggunakan angkutan air, sehingga tetap menjaga
kelestarian ekosistem dan lingkungan.
Piagam Penghargaan uga diberikan kepada PT. HCT atas terlaksananya
Program Kemitraan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan sesuai
dengan Permentan No.26/2007, sebagai implementasi kewajiban Perusahaan
Perkebunan untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar kebun. Selain perkebunan
33
PT.HCT juga memiliki pabrik minyak mentah kelapa sawit yang saat ini kapasitas
pabrik PT. HCT, 45 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, yang dapat ditingkatkan
menjadi 90 ton TBS per jam.
Seluruh perusahaan di bawah naungan Hasnur Group bahu membahu
melaksanakan program Corporate Social Responsibility.
a. Mendirikan sekolah Global Islamic Boarding School.
b. Mendirikan perguruan tinggi Politeknik Hasnur.
c. Membina tim sepak bola Barito Putera.
d. Bantuan rutin kepada berbagai pesantren.
e. Beasiswa kepada anak-anak berprestasi.
f. Pembagian hewan kurban kepada masyarakat se-Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah.
g. Perbaikan rumah ibadah.
34
4.1.2 Lokasi : Kebun 3 PT.HCT
Kebun 3 PT HCT terletak di jalan Hauling batu bara Hasnur Group KM 12
Desa Pandahan Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin (lihat gambar 4.1).
Gambar 4.1 Lokasi Kebun 3 PT. Hasnur Citra Terpadu
(sumber : PT.Hasnur Citra Terpadu)
35
4.1.3 Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kebun 3 PT.Hasnur Citra Terpadu
(sumber :PT.Hasnur Citra Terpadu)
DIVISI 1 DIVISI 2 DIVISI 3
Iskandar z
Asisten
Zainudin
Asisten
M. Rizakli
Asisten
Jallaludin
Mandor Panen
Sono
Mandor Panen
Jaharan / Sarbi’in
Mandor Panen
Ikhwan Rijaya
Mandor Rawat
Subarno
Mandor Rawat
Baihaki / Tarbiansyah
Mandor Rawat
Mufti Wibawa
Kerani Buah
Majerianor
Kerani Buah
Jahrudin
Kerani Buah
Manager
Gt. Fitri Ramadhani
Asisten Kepala
Lulut Sudiarto
Dwi Rifki Hidayat
Kerani Divisi
Rico Engga Wijaya
Kerani Divisi
Maria Safitri
Kerani Divisi
36
4.2 Teknik Leaf Sampling Unit ( LSU)
4.2.1 Pemilihan Blok Sampel
Dalam pemilihan blok sampel, satu blok (satu sampel LSU) harus mempunyai
kondisi yang relatif seragam meliputi :
a. Umur tanaman (tahun tanam)
Pada PT.Hasur Citra Terpadu untuk pengambilan sampel daun dan pelepah
dilakukan pada pelepah ke-17 dengan umur tanaman menghasilkan kelapa sawit 2
(TM2). Apabila pengambilan sampel tanaman pada umur yang berbeda maka sampel
untuk analisa tidak boleh digabungkan.
b. Tipe tanah
Pada PT.Hasnur Citra Terpadu sampel yang diambil dari tumbuh pada tanah
rawa gambut. Dalam pengambilan sampel, pokok tanaman kelapa sawit harus
memenuhi kriretia lahan seperti tanah dalam kondisi tidak tergenang air dan tanah
tidak dalam kondisi kekeringan.
c. Drainase
Pada pengambilan sampel daun kelapa sawit, kondisi lahan yang tidak
tergenang dan kekeringan menjadi salah satu syarat, karena kondisi unsur hara
tanaman kelapa sawit berbeda ketika air tergenang dan tidak tergenang. Ketika air
tergenang maka sawit akan mengalami pemucatan daun yaitu menguningnya daun.
Pada PT.Hasnur Citra Terpadu untuk drainase dibuat tempat penyimpanan air dalam
blok yang dikelola dengan cara pembuatan tabat yang di taruh di ujung setiap blok.
37
4.2.2 Penentuan Jumlah Pohon
Pelaksanaan pengambilan contoh daun pada PT.Hasnur Citra Terpadu
dilakukan dengan sistem 5 x 10 artinya barisan yang pertama dipilih baris ke lima
sebagai barisan LSU dan selanjutnya diteruskan setiap kelang 10 baris. Sebagai
pohon contoh diambil dengan system 7 x 10 yaitu sampel pokok pertama adalah
pokok ke 7 dan selanjutnya setiap kelang 10 pohon. Apabila titik pokok sampel tidak
memenuhi syarat, maka pokok sampel akan digeser kedepan sebanyak 2 pokok
sebagai pokok pengganti. (tabel 4.1). Dengan demikian dalam 1 blok dalam luasan
30-40 ha, akan didapatkan antara 33-34 pohon, atau 1-1,5 % dari total pohon dalam 1
blok, dapat dilihat di tabel 4.2
38
39
Tabel 4.2 Contoh Data Pokok Leaf Sampling Unit (LSU)
Kebun 2 PT.Hasnur Citra Terpadu
(sumber.PT.Hasnur Citra Terpadu)
Kebun Blok Tahun
tanam
Luas
(Ha)
Varietas No.LSU No.baris No.
Pokok
No.
sampel
Ket.
II N.33 2010 31.5 Pisifera 03 5 7 1
5 17 2
5 27 3
15 7 4
15 17 5
15 27 6
25 7 7
25 17 8
25 27 9
35 7 10
35 17 11
35 27 12
45 7 13
45 17 14
45 27 15
55 7 16
55 17 17
55 29 18
65 7 19
65 17 20
65 27 21
75 7 22
75 17 23
75 27 24
85 7 25
85 17 26
85 27 27
95 7 28
95 17 29
95 27 30
105 7 31
105 17 32
105 27 33
40
41
Tabel 4.3 menjelaskan mengenai lembar pengamatan dilapangan yaitu untuk
mengetahui tingkat defisiensi unsur hara dalam tanaman seperti unsur makro (N,P,K)
dan mikro (Mg,B,Cu).(tabel 4.3). Selain itu lembar pengamatan juga mengamati
tentang kondisi sekitar tanaman seperti piringan, jalan setapak, pruning, anak kayu,
kentosan, lalang, pakis resam, bamboo. Pengamatan dilakukan pada waktu proses
pengambilan sampel daun serta mengisi formulir yang sudah disediakan.(tabel4.3)
Dalam pengambilan sampel pada pengamatan pokok kelapa sawit kondisi
tingkat penilaian dapat dilihat dengan mata secara langsung yaitu 0%-30 ringan,31%-
60% sedang dan 61%-100% berat.(tabel 4.3).
4.2.3 Pemilihan Sampel Pohon
Dalam pemilihan sampel pohon di PT.Hasnur Citra Terpadu ada beberapa
langkah dilakukan sebagai berikut:
a. Langkah pertama adalah menentukan titik awal sebagai titik dimulainya
pelaksanaan LSU. Titik awal di mulai dari arah Timur – Utara (T – U), dan
pada hari berikutnya pun harus sama.
b. Langkah kedua adalah menentukan pohon yang akan dijadikan pohon
pengamatan yang didasarkan pada asumsi luasan tiap LSU 30 ha (blok normal)
untuk lahan rawa, sistem pengambilan 5 x 10.Dimana pengambilan sampel
dilakukan pada baris ke baris ke 5 yang merupakan baris pertama dan
selanjutnya pada kelang 10.
42
c. Pada baris ke 5, diambil pokok urutan ke 7 sebagai titik sampel pertama (Tabel
4.1).
d. Pohon sampel nomor 2 adalah kelang 10 pohon dari pohon pertama sampel yaitu
pohon ke 17, pohon sampel nomor 3 adalah kelang 10 pohon dari pohon sampel
kedua yaiu pohon ke 27. Dalam pelaksanaan dilapangan pengambilan sampel
dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 baris dengan catatan memenuhi standar
pengambilan sampel.
e Pohon berikutnya, dihitung setiap kelipatan 10 pohon pada baris yang sama.
Kelipatan pengambilan pokok sampel terus dilakukan dengan batas maksimal
pokok akhir sampel tersisa minimal 5- 6 pokok pada baris yang sama. Polaini
diteruskan kearah barat dengan sistemjalur ular untuk menentukan pokok ke 7
selanjutnya (Tabel 4.1). Demikian seterusnya pengambilan pohon sampel
berikutnya kelang 10 pohon hingga selesai mengerjakan 1 blok.
f. Apabila pohon contoh terpilih tidak memenuhi syarat sebagai pohon contoh
LSU maka dilakukan pemindahan pohon didepannya dengan 2 kelang. Pohon
contoh selanjutnya dihitung 10 pohon dari pohon yang tidak memenuhi syarat
tadi. Ciri-ciri pohon yang tidak memenuhi syarat sebagai pohon contoh adalah :
1. Pohon yang terletak dipinggir jalan, sungai parit atau dengan perumahan.
2. Pohon sisipan.
3. Pohon kerdil.
4. Pohon steril.
5. Pohon terserang hama dan penyakit.
43
6. Pohon yang tumbuh miring ditanah normal (datar).
7. Pohon yang pelepah ke 17 tidak ada (rusak).
8. Pohon abnormal/sawit gajah
g. Pohon contoh harus diberi tanda yang jelas dan nomor urut untuk masingmasing
LSU karena pohon yang sama akan dipakai untuk tahun berikutnya.
(gambar 4.3).
: No Baris (A)
No LSU
No Pokok (B)
No LSU No Sampel
Keterangan :
Gambar A : Penomoran tepi jalan
Gambar B : Penomoran titik sampel
Gambar 4.3 Penomoran Leaf Samplin Unit
h. Apabila pada tahun berikutnya pohon yang dipilih menjadi tidak memenuhi
syarat karena mati, atau terserang penyakit maka contoh daun diambil dari
pohon didepannya yang memenuhi syarat (masih dalam barisan LSU).
01 05
07
01
02
44
4.2.4 Pemilihan Pelepah
Pengambilan daun umumnya dimulai pada saat tanaman berumur 3 tahun
setelah tanam yaitu pada TBM 3 dan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan
berkelanjutan. Pada tanaman belum menghasilkan (TBM) 3 sampel daun diambil
pada pelepah ke 9, sedangkan pada tanaman menghasilkan (TM) sampel daun
diambil pada pelepah ke 17. Karena pelepah membentuk 450 dan pada pelepah
tersebut merupakan titik maksimal pertumbuhan unsur hara. Pada PT.Hasnur Citra
Terpadu umur sawit mencapai TM 1 dan TM 2 dan pengambilan sampel dilakukan
pada pelepah ke 17.
4.2.5 Penentuan Spiral
Produksi pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai 20-30
kemudian akan berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang
daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedang pada
tanaman muda kurang dari pangkal tersebut. Panjang pelepah ini dapat bervariasi
tergantung pada tipe varitasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah
diisi oleh anak daun di kiri kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap isi dapat
mencapai 125-200. anak daun yang tengah dapat mencapai panjang1,2 m. Berat satu
pelepah dapat mencapai 4,5 kg berat kering, (Adlin,U,L.2008 dalam A.Tanjung
2010).
Jumlah pelepah yang dihasilkan ini sangat tergantung kepada banyak faktor.
Biasanya tergantung kepada:
45
- Varietas kelapa sawit
- Kualitas pertumbuhan
- Jenis tanah
- Iklim, terutama distribusi curah hujan dan intensitas penyinaran matahari
- Aspek budidaya terutama pemupukan.
(A) (B)
Keterangan :
Gambar A : Spiral kiri kelapa sawit
Gambar B : Spiral kanan kelapa sawit
Gambar 4.4 Spiral Kelapa Sawit
Pelepah kelapa sawit tersusun dalam formasi spiral ( spiral kanan & spiral kiri)
dengan rumus duduk daun 1/8. Artinya, untuk sampai kepada pelepah dengan posisi
yang sejajar vertikal (1 spiral), didapati ada 8 posisi pelepah/duduk daun, produksi
pelepah daun tergantung pada umur tanaman. (lihat gambar 4.4).
46
Menurut MHF Lubis (2011), daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8,
lingkaran atau spiralnya ada yang berputar kekiri dan kekanan tetapi kebanyakan
putar kekanan. Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak
daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai sebagai standar pengukuran pertumbuhan
maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainnya. Produksi pelepah daun
tergantung pada umur tanaman. Produksi pelepah daun pada tanaman selama setahun
dapat mencapai 20-30 kemudian akan berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau
kurang. Panjang cabang daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada
tanaman dewasa sedang pada tanaman muda kurang dari pangkal tersebut. Panjang
pelepah ini dapat bervariasi tergantung pada tipe varitasnya dan pengaruh kesuburan
tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun di kiri kanan rachis. Jumlah anak daun
pada tiap isi dapat mencapai 125-200 helai.
4.2.6 Penentuan Letak daun
Dalam LSU ada cara penentuan letak daun sebagai berikut :
a. Daun tombak adalah daun termuda yang daunnya belum terbuka (kuncup).
b. Daun ke 1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah terbuka seluruhnya
dengan ditandai terlihatnya duri muncul 70%.
c. Daun ke 9 letaknya dibawah daun ke 1 agak ke sebelah kiri pada spiral arah
kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri.
47
d. Daun ke 17 letaknya di bawah daun ke 9 agak kesebelah kiri pada spiral arah
sebelah kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri. Menurut Nurul
Handayani (2012), cara menentukan menentukan letak daun tersebut:
a. Daun pertama (1) adalah daun termuda, dimana helai daun telah mekar
seluruhnya.
b. Daun ke 3 letaknya 274 dari daun pertama dihitung dari daun kearah
kiri pada tanaman yang mempunyai putaran spiral kekanan dihitung
kearah kanan pada tanaman yang mempunyai putaran kekiri.
c. Daun ke 9 berada dibawah 1 agak kesebelah kiri pada spiral kanan
agak kekanan pada pokok yang berspiral kiri.
d. Daun ke 17 letaknya dibawah daun ke 9 agak kekiri pada pokok yang
berspiral kanan dan agak kekanan pada pokok yang berspiral
4.2.7 Prosedur Pengambilan Sampel Daun
1. Menyiapkan peralatan – peralatan LSU seperti :
a. Parang
b. Egrek
c. Kuas
d. Map LSU
e. Plastik
f. Cat minyak
g. Formulir
h. Alat tulis
48
2. Pengambilan contoh daun :
a. Pengambilan daun dilakukan antara pukul 08.00 – 11.00 WITA. Apabila tidak
memungkinkan maka pengambilan dapat diperpanjang hingga pukul 12.00
WITA
b. Pengambilan contoh daun tidak boleh dilaksanakan pada hari hujan.
c. Apabila CH < 20 mm maka pengambilan contoh daun dapat dilakukan setelah
1 jam hujan berhenti dengan syarat setelah titik hujan tidak terlihat
dipermukaan daun yang diambil. Selain dilihat dari curah hujan,pengambilan
juga bisa dilihat dari pokok tidak terendam air.
d. Penentuan pelepah ke-17 harus dilakukan secara benar dan tepat ( gambar A ).
e. Pelepah yang akan diambil contoh daunnya dipotong. Empat helai daun
dipotong dari bagian tengah pelepah yaitu , 4 helai daun dari sisi kiri dan 4
helai daun dari sisi kanan. Keempat helai daun dari setiap sisi tersebut berasal
dari dua helai yang tumbuh keatas dan dua helai yang tumbuh kebawah secara
acak pengambilan daun dipastikan tidak salah (gambar C)). Helai daun yang
telah diambil di potong 3 bagian yaitu pangkal, tengah dan ujung. Bagian
tengah dipotong (+ 25 cm) dilepaskan dari lidinya dan daun di masukkan
dalam kantong plastik (gambar B)
49
a. (B)
(A)
(C)
Keterangan :
Gambar A : Pelepah 17 yang di egrek
Gambar B : Pengambilan pelepah ±25 cm
Gambar C : Pengambilan 4 helai daun kanan dan kiri
Gambar 4.5 Proses Pengambilan Pelapah 17 Kelapa Sawit
f. Setelah pengambilan pada pohon pertama selesai, dilanjutkan ke pohon
contoh ke-2 dengan prosedur yang sama.
g. Pengambil contoh daun dan pengawas lapangan harus mencatat dalam
formulir tentang gejala-gejala defisiensi hara pada areal tersebut. Jika
memungkinkan kondisi umum areal tersebut dijelaskan juga.
h. Setelah selesai pengambilan contoh daun dalam plastik diberi label dan
dikirim ke laboratorium perusahaan.
i. Catatan yang harus dibuat pada label pengamatan LSU adalah sebagai berikut:
50
1. Nama kebun :
2. Divisi :
3. Blok :
4. Tahun Tanam :
5. Tanggal pengambilan :
6. Nama pengambil :
j. Contoh daun dari lapangan dibersihkan dari debu dengan menggunakan
kain/kapas yang bersih
k. Setelah sampel dibersihkan kemudian cacah sampel dengan halus bedakan
antara rachis dan daun. (lihat gambar 4.6)
(A) (B)
Keterangan:
Gambar A : irisan daun kelapa sawit
Gambar B : irisan pelepah kelapa sawit
Gambar 4.6 Helai daun dan Pelepah Kelapa Sawit
51
l. Sampel dimasukkan kedalam plastik/koran selanjutnya dikeringkan dalam
oven dengan suhu 70-800 celcius selama ±20 jam. Untuk mempercepat
pengeringan maka dilakukan pembalikan pada saat pengeringan. Contoh daun
yang sudah kering dicirikan dengan mudahnya dilakukan penghancuran
melalui remasan tangan.(lihat gambar 4.7).
(A) (B)
Keterangan :
Gambar A : Sampel dimasukkan dalam kertas atau Koran
Gambar B : Sampel dimasukkan dalam oven
Gambar 4.7 Proses pengeringan sampel daun dan pelepah
52
m. Hasil sampel daun yang sudah kering segera mungkin dikirim ke laboratorium
PT.Sampoerna Agro Tbk untuk dilakukan analisa.(lihat gambar 4.8)
Gambar 4.8 Daun dan pelepah yang telah dikeringkan
n. Menurut U.L,Adlin (2008) dalam Nurul Handayani (2012) untuk tujuan
pengamatan, pengambilan contoh pada tanaman muda sampai umur 1,5 tahun
menggunakan daun pelepah ke-3 dan pada tanaman umur 1,5 – 2,5 tahun
dipakai daun pelepah ke-9. Contoh daun diambil mulai jam 7.00 – 12.00 dan
tidak waktu hujan. Dari pelepah daun ke-17 ini diambil masing-masing 3 helai
anak daun dari sebelah kiri dan kanan. Letak anak daun yang diambil ini
berada kira-kira diantara 1/2 - 1/3 bagian dari ujung pelepah atau pada titik
ujung permukaan daun bagian atas pelepah.
53
4.3 Hasil Laboratorium Leaf Sampling Unit dan Penentuan Dosis Pemupukan
4.3.1 Hasil Analisa Laboratorium
Berdasarkan hasil laboratorium yang dikirim ke PT.Sampoerna Tbk, hasil
yang diperoleh dapat dilihat pada (lampiran 1-6). Dari lampiran 1 dan 2 menjelaskan
tentang hasil mikroba yang terkandung dalam daun dan pelepah kelapa sawit. Pada
lampiran 3 dan 4 menjelaskan tentang kandungan unsur hara dalam daun dan pelepah
kelapa sawit seperti N,P,K dan lain-lain. Pada lampiran ke 5 dan 6 menampilkan
tentang kondisi sawit dalam keadaan normal dan kritis. Dari hasil tersebut diketahui
bahwa kandungan unsur hara tanaman kelapa sawit di perkebunan PT.Hasnur Citra
Terpadu berbeda-beda sesuai kondisi di lapangan sewaktu pengambilan sampel daun
maupun pelepah.
4.3.2 Penentuan Dosis Pemupukan
Penentuan dosis pemupukan dilakukan dengan cara melihat hasil analisa
laboratorium yang dikirim dari laboratorium PT.Sampoerna Agro Tbk pada tahun
sebelumnya kemudian ditentukan berapa dosis yang diperlukan oleh tanaman kelapa
sawit tersebut. Program pemupukan yang dilakukan pada tahun 2015 tepatnya pada
kebun 3 PT.Hasnur Citra Terpadu mengacu pada hasil sampel LSU periode
sebelumnya.
54
Adapun pupuk dan dosis yang di rekomendasikan dari hasil laboratorium
sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Pupuk urea untuk TM 1,2 dan 3 dosis 700 gr
2. Pupuk MOP untuk TM 1,2 dan 3 dosis 800 gr
3. Pupuk rock phosphate untuk TM 1,2 dan 3 dosis 750 gr
4. Pupuk dolomite TM 1,2 dan 3 dosis 500 gr
5. Pupuk Borate TM 1,2 dan 3 dosis 100 gr
55
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanDari hasil pengamatan selama 45 hari di kebun 3 PT.Hasnur Citra Terpadu
dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel daun (leaf sampling unit) dan
peran pengambilan sampel sebagai berikut :
1. Teknik leaf sampling unit pada PT.Hasnur Citra Terpadu sebagai berikut :
Pemilihan blok sampel, penentuan jumlah pohon, pemilihan sampel pohon,
pengambilan pelepah, penentuan spiral, penentuan letak daun, pengambilan sampel
daun.
2. Peran pengambilan sampel Leaf Sampling Unit
Setelah dilakukan pengambilan sampel daun dan pelepah peran Leaf Sampling
Unit yaitu hasil analisa Leaf Sampling Unit digunakan sebagai acuan untuk penentuan
dosis pada periode selanjutnya di PT.Hasnur Citra Terpadu.
56
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Perusahaan
Setiap perusahaan hendaknya memiliki tenaga kerja khusus dibidang
penanganan leaf sampling unit, dan harus mendapatkan perhatian utama karena
pengambilan sampel daun sangat berperan penting bagi rekomendasi dosis
pemupukan periode berikutnya. Selain itu pada hasil LSU dari laboratorium
PT.Sampoerna Agro Tbk terdapat hasil mikroba yang muncul dan hal itu perlu
penanganan khusus dibidang tersebut.
5.2.2 Saran untuk Program Studi
Aspek-aspek yang kedepannya akan mengarah ke tugas akhir mahasiswa agar
diperhatikan secara detail, demi kelancaran proses tugas akhir mahasiswa tersebut
serta pembelajaran dikampus selalu ditingkatkan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Harris dan Yudhi A. Nazari. 2011. Kajian Status Hara Tanah Dan JaringanTanaman Kelapa Sawit Di Kebun Kelapa Sawit Tungkap. Balai
Pengembangan Kebun Induk Dan Percontohan Tungkap Kabupaten Banjar.
Arsyad, Heri Junedi, Yulfita Falni. 2012. Pemupukan Kelapa sawit berdasarkan
potensi produksi untuk meningkatkan hasil tandan buah segar pada lahan
Aulia Rahman Khani.S. 2008. Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah
Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau Secara Spektro fotometri
Serapan Atom (SSA). Riau.
Kurnia Anisah, 2014. Analisa Komponen kimia dan ujian bakteri asap cair
tempurung kelapa sawit pada bakteri staphylococcus aureusdan
pseudomonas aeruginosa. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan.
Nurhery Firmansyah. 2008. Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader
pada tanaman kelapa sawit (elaeis guineenis jacq).Kabupaten Banyuasin,
Sumatera Selatan. Perkebunan PT Sawit Mas Sejahtera (Sinar Mas Group).
Nurul handayani. 2012. Analisis unsure hara tembaga (cu) yang terkandung dalam
daun kelapa sawit. Riau: PT Riau Sakti United Plantation Perkebunan
PT. Hasnur Citra Terpadu, t.t., Risalah Jabatan Struktur Organisasi PT. Hasnur
Citra Terpadu level Direksi, Tapin : PT. Hasnur Citra Terpadu.
PT. Hasnur Citra Terpadu, t.t., Visio PT. Hasnur Citra Terpadu Agribusiness Holding
2015 Plantation, Tapin : PT. Hasnur Citra Terpadu.
58
Silverius Simatupang, Endah retno palupi, Suwarto. 2010. Manajemen pemupukan
kelapa sawit diperkebunan sari adityaloka I. Jambi: Departemen Agronomi
dan Hortikultura. Fakultas Pertanian, IPB.
Syahputra, E. dkk. (2011). “Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan
Gambut”.J. Tek. Perkebunan & PSDL vol 1.Kubu Raya
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 1. Hasil sampel laboratorium mikroba 1
61
Lampiran 2. Hasil sampel laboratorium mikroba 2
62
Lampiran 3. Hasil analisa Leaves dari PT.Sampoerna Agro Tbk
63
Lampiran 4. Hasil analisa Rachis dari PT.Sampoerna Agro Tbk
64
Lampiran 5. Sawit Kondisi Normal
65
Lampiran 6. Sawit Kondisi kritis
66
Lampiran 7. Data Pokok
67
Lampiran 8. Lembar Pengamatan
68
Lampiran 9. Alat Pengukur Curah Hujan (Ombrometer)
69
Lampian 10. Daftar Asistensi Tugas Akhir
70
71
72
Lampiran 11. CURRICULUM VITAE/ DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Eko Porwo Santoso
Tempat dan Tanggal Lahir : Karang Dukuh 02 Januari 1994
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan Sekarang : DIII Budidaya Tanaman Perkebunan
Fakultas / Kampus : Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Hasnur
Nomor HP/WA : 085754895946
Email : ekoporwosantoso22@gmail.com
Alamat Rumah : Jl. Gobis RT 8 Desa Karang Dukuh Kecamatan
Belawang Kabupaten BATOLA,KALSEL
RIWAYAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan Formal
1. SD : (2006) Lulus SDN Karang Dukuh
2. SMP : (2009) Lulus SMPN 4 Belawang
73
3. SMA : (2012) Lulus SMAN 1 Mandastana
4. Perguruan Tinggi : Politeknik Hasnur
B. Pendidikan Non-Formal:
1. (2013) Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. (2014) Pelatihan Businees Model Kanvas
3. (2014) Pelatihan Teory of Change
4. (2014) Pelatihan Search and Rescue (SAR)
5. (2015) Pelatihan Leadership in Action
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pramuka SMAN 1 Mandastana
2. Paskibraka SMAN 1 Mandastana
3. Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
4. Saka Bhayangkara Polresta Banjarmasin
5. Himpunan Pecinta Alam SMAN 1 Mandastana
6. Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Hasnur
7. Mahasiswa Pecinta Alam Politeknik Hasnur
8. Pemuda Bakti Banua
PENGALAMAN KERJA
1. Bekerja di rumah makan JAYAKARTA
Posisi : Asisten Koki
Tahun : 2012
74
2. Bekerja di rumah makan Pawon Tlogo
Posisi : Waiters
Tahun : 2013
3. Praktek Kerja Lapangan di PT.Hasnur Citra Terpadu
Tahun : 2015
4. Praktek Kerja Lapangan di PT. Barito Putera Plantation
Tahun : 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Hormat Saya,
Eko Porwo Santoso
Bang kira kira rata rata panjang pelepah sawit tahun tanam 2013 berapa ya
BalasHapus